Langsung ke konten utama

Kabupaten Kapuas

Lambang
Lambang Kabupaten Kapuas
Lokasi Kalimantan Tengah Kabupaten Kapuas.svg
Peta lokasi Kabupaten Kapuas
Koordinat : 0o8'48" - 3o27'00" LS dan 112o2'36" - 114o44'00" BT
Motto Tingang Menteng Panunjung Tarung

Kabupaten Kapuas adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah. Ibukota kabupaten ini terletak di Kuala Kapuas. Terdiri dari 12 kecamatan dan berpenduduk 340.687 jiwa. Dengan luas wilayah 14.999 km2 atau 1.499.900 ha, tingkat kepadatan 22,71 jiwa/km.

Geografi

Kabupaten Kapuas merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Ibukota Kabupaten Kapuas adalah Kuala Kapuas, berjarak sekitar 140 kilometer arah selatan dari Kota Palangka Raya (Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah) dan 45 kilometer arah barat laut dari Kota Banjarmasin (Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan). Luas wilayah Kabupaten Kapuas adalah 14.999 km2, terbagi atas 12 kecamatan, 134 desa dan 14 kelurahan.

Kabupaten Kapuas terletak diantara 0o8'48" sampai dengan 3o27'00" Lintang Selatan dan 112o2'36" sampai dengan 114o44'00" terletak di Garis Khatulistiwa. Terdapat dua karakteristik wilayah di Kabupaten Kapuas yaitu wilayah selatan dengan karakteristik Pasang Surut (9 kecamatan) dan karakteristik non-pasang surut di wilayah utara (3 kecamatan).

Ibukota Kabupaten Kapuas adalah Kuala Kapuas. Kuala sendiri berarti delta. Kuala Kapuas adalah kota yang indah, karena berada pada tepi sungai pada simpang tiga. Ketiga sungai tersebut adalah Sungai Kapuas Murung dengan panjang 66,375 km, Sungai Kapuas dengan panjang 600,00 km dan Daerah Pantai/Pesisir Laut Jawa dengan panjang 189,847 km. Pada malam hari, lampu-lampu dari pemukiman penduduk di tepian sungai yang amat luas (lebar mencapai 2 km) berkerlap-kerlip dipantulkan oleh sungai disertai sapuan angin yang sejuk yang membawa nuansa magis.

Kota ini dibangun sejak lama sebelum adanya Palangka Raya, Ibukota Kalimantan Tengah. Kota ini berasal dari pelabuhan perdagangan skala kecil antar pulau dan antar daerah. Dewasa ini jalan lintas Kalimantan membuka isolasi Kabupaten Kapuas ke wilayah lainnya di Kalimantan. Pembangunan Kota Kuala Kapuas cukup intensif khususnya kawasan pemukiman dan wilayah kota baru yang mencakup gedung pemerintahan dan infrastruktur pendukung lainnya. Kuala Kapuas adalah pintu gerbang sisi selatan bagi Provinsi Kalimantan Tengah.

Rumah panjang (Betang) yang merupakan bagian Budaya "Dayak" masih berdiri tegak di kota kecil Buntoi, Desa Tumbang Kurik dan Tumbang Malohai. Kerajinan keranjang rotan di Kuala Kapuas, pemancingan udang air tawar dan pasar terapung mewarnai kehidupan masyarakat Kabupaten Kapuas. Terdapat pula kawasan pantai yang amat indah di daerah Cemara Lebat di tepian Laut Jawa.

Batas wilayah

Batas wilayah Kabupaten Kapuas meliputi:

Utara Kabupaten Gunung Mas
Selatan Laut Jawa
Barat Kabupaten Pulang Pisau
Timur Kabupaten Barito Selatan dan Provinsi Kalimantan Selatan

Topografis

Bagian utara merupakan daerah perbukitan, dengan ketinggian antara 100 - 500 meter dari permukaan air laut dan mempunyai tingkat kemiringan antara 8 - 15 derajat, dan merupakan daaerah perbukitan/pegunungan dengan kemiringan ± 15 - 25 derajat.

Bagian selatan terdiri dari pantai dan rawa-rawa dengan ketinggian antara 0 - 5 meter dari permukaan air laut yang mempunyai elevasi 0 - 8 % serta dipengaruhi oleh pasang surut dan merupakan daerah yang mempunyai potensi banjir yang cukup besar ( air laut / pasang naik ). Selain itu daerah Kabupaten Kapuas memiliki daerah / wilayah perairan yang meliputi danau, rawa dan beberapa sungai besar, yang berada / masuk wilayah Kabupaten Kapuas adalah :

  1. Sungai Kapuas Murung, dengan panjang ± 66,38 Km
  2. Sungai Kapuas, dengan panjang ± 600,00 Km
  3. Daerah Pantai / Pesisir Laut Jawa, dengan panjang ± 189,85 Km

Hidrologi

Selain sungai-sungai di atas, di Kabupaten Kapuas juga terdapat 4 (empat) buah Anjir/Kanal yaitu :

  1. Anjir Serapat sepanjang ± 28 km ( yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 14 km dan wilayah Kalimantan Selatan 14 km )
  2. Anjir Kalampan sepanjang ± 14,5 km ( yang menghubungkan Kota Mandomai Kecamatan Kapuas Barat ke Pulang Pisau wilayah Kabupaten Pulang Pisau mengarah ke Palangka Raya )
  3. Anjir Basarang sepanjang ± 24 km ( yang menghubungkan Kuala Kapuas ke wilayah Pulang Pisau )
  4. Anjir Tamban sepanjang ± 25 km ( yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 13 km dan wilayah Kalimantan Selatan 12 km )

Iklim

Kabupaten Kapuas pada umumnya termasuk daerah beriklim tropis dan lembab dengan temperatur berkisar antara 21-23 derajat Celcius dan maksimal mencapai 36 derajat Celcius. Intensitas penyinaran matahari selalu tinggi dan sumber daya air yang cukup banyak sehingga menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan awan aktif / tebal. Curah hujan terbanyak jatuh pada bulan Maret, berkisar diantara 223-604 mm tiap tahun, sedangkan bulan kering / kemarau jatuh pada bulan Juli sampai dengan Desember.

Pemerintahan

Kabupaten Kapuas membawahi 12 Kecamatan, 150 desa/kelurahan yang terdiri dari 136 desa dan 14 kelurahan. Berdasarkan kategori desa/kelurahan, yang termasuk Desa Swadaya sebanyak 14 desa/kelurahan, Desa Swakarya sebanyak 53 desa/kelurahan dan Desa Swasembada sebanyak 83 desa/kelurahan. Desa/Kelurahan yang berstatus sebagai Desa Terpencil sebanyak 35 desa/kelurahan (23,33%) dan Desa Tertinggal sebanyak 94 desa/kelurahan (62,67%).

Kecamatan yang ada di Kabupaten Kapuas :

  1. Kapuas Kuala ( membawahi 14 desa)
  2. Kapuas Timur ( membawahi 7 desa )
  3. Selat ( membawahi 10 desa dan 6 kelurahan )
  4. Basarang ( membawahi 13 desa )
  5. Kapuas Hilir ( membawahi 3 desa dan 5 kelurahan )
  6. Pulau Petak ( membawahi 8 desa )
  7. Kapuas Murung ( membawahi 12 desa dan 2 kelurahan )
  8. Kapuas Barat ( membawahi 9 desa dan 1 kelurahan )
  9. Mantangai ( membawahi 15 desa )
  10. Timpah ( membawahi 9 desa )
  11. Kapuas Tengah ( membawahi 19 desa )
  12. Kapuas Hulu ( membawahi 17 desa )

Berdasarkan data tahun 2008 seluruh desa dan kelurahan aparat/perangkat desa dan kelurahan sudah terisi semuanya, yaitu 136 Kepala Desa, 136 Sekretaris desa dan 740 staf desa, sedangkan jumlah lurah 14 orang dan sekretaris lurah sebanyak 14 orang.

Jumlah penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Kapuas tahun 2008 sekitar 340.687 orang yang terdiri dari 172.051 orang penduduk laki-laki atau 50,50 persen dan 168.636 orang penduduk perempuan atau 49,50%. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Kapuas rata-rata sebanyak 22,71 orang per kilometer persegi. Kecamatan terpadat penduduknya adalah Kecamatan Selat yaitu rata-rata 229,76 orang per kilometer persegi dan yang terjarang penduduknya adalah Kecamatan Timpah yaitu rata-rata 4,02 orang per kilometer persegi.

Komposisi penduduk serta penyebaran yang belum merata dan keberadaan penduduk masih banyak yang bertempat tinggal di sekitar ibukota kabupaten dan kecamatan.

Suku Bangsa

Suku Bangsa yang ada di Kabupaten Kapuas Adalah Suku Dayak Ngaju, Dayak Bakumpai, Dayak Maanyan, Dayak Ot Danum, Suku Melayu Banjar, Suku Jawa serta suku-suku lainnya dalam jumlah kecil. Suku Dayak Ngaju adalah penduduk asli, terdiri atas oloh ( orang) Kapuas yang mendiami aliran sungai Kapuas, oloh Kahayan, yang mendiami aliran sungai Kahayan dan sekitarnya, oloh Mangkatip/ Baradia yang mendiami sungai mangkatip dan sekitarnya. Suku Dayak Ngaju cukup memegang peranan penting dalam pemerintahan di kabupaten Kapuas, banyak pejabat daerah dan tokoh masyarakat berasal dari suku ini. Sedangkan Suku Melayu Banjar adalah suku pendatang dengan jumlah terbesar didaerah ini, umumnya bermukim di daerah aliran sungai Kapuas, Kapuas Murung dan Anjir / Terusan yang berbatasan dengan propinsi Kalimantan Selatan. Suku Melayu Banjar memegang peranan penting dalam perdagangan dan pertanian di Kabupaten Kapuas.

Pendidikan

Gambaran umum keadaan pendidikan di Kabupaten Kapuas tercermin dari jumlah sekolah, murid dan guru. Jumlah sekolah TK sebanyak 102 buah, guru 272 orang dan murid sebanyak 2.936 orang. Jumlah SD Negeri dan Swasta sebanyak 502 buah, guru sebanyak 3.388 orang dan murid sejumlah 67.757 orang, dengan rata-rata/perbandingan murid dan guru SD sekitar 20,00 murid per guru.

Pada strata Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri dan Swasta berjumlah 91 buah sekolah, jumlah guru sebanyak 1.085 orang dan murid/siswa sebanyak 12.970 orang dengan jumlah kelas sebanyak 465 buah kelas. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Umum Negeri dan Swasta sebanyak 31 buah sekolah, guru sebanyak 545 orang dan murid/siswa sebanyak 7.024 orang.

Kesehatan

Kabupaten Kapuas memiliki 1 Rumah Sakit Umum Pemerintah yaitu RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo yang terletak di ibukota kabupaten Kapuas ( Kuala Kapuas ) dengan tenaga Dokter Spesialis sebanyak 4 orang ( Spesialis Bedah, Spesialis Anak, Spesialis Penyakit Dalam dan Spesilis Kandungan ) dan Dokter Umum sebanyak 14 orang. Pada tahun 2007 pembangunan prasarana kesehatan untuk masyarakat seperti Puskesmas / Puskesmas Pembantu dan Posyandu sudah menjangkau seluruh kecamatan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari website Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kapuas, jumlah dokter umum di Kabupaten Kapuas terhitung bulan Desember 2009 adalah sebanyak 41 orang. Jumlah Dokter bila dibandingkan dengan jumlah penduduk memperlihatkan ratio yang belum ideal yaitu dengan perbandingan 1 orang dokter menangani ± 13.022 orang penduduk. Idealnya 1 dokter untuk 5.000 orang penduduk.

Unit Kesehatan di Kabupaten Kapuas yaitu :

  1. RSUD (1 unit)
  2. Klinik Bersalin Swasta (6 unit)
  3. Balai Pengobatan Swasta (21 unit)
  4. Puskesmas Pemerintah (23 unit)
  5. Puskesmas Pembantu (120 unit)
  6. Pondok bersalin desa (105 unit)
  7. Pos Kesehatan Desa (12 unit)

Unit Kesehatan di Daerah Transmigrasi yaitu :

  1. UPT Lamunti ( 1 unit Puskesmas, 9 unit Puskesmas Pembantu, dan 5 unit Polindes )
  2. UPT Dadahup ( 1 unit Puskesmas, 7 unit Puskesmas Pembantu, dan 2 unit Polindes )
  3. UPT Palingkau ( 1 unit Puskesmas, 1 unit Puskesmas Pembantu, dan 4 unit Polindes )
  4. UPT Palangkau ( 1 unit Puskesmas, 7 unit Puskesmas Pembantu, dan 4 unit Polindes)
  5. UPT Talekung Punai ( 1 unit Puskesmas, 9 unit Puskesmas Pembantu, dan 1 unit Polindes)
  6. UPT Mantangai ( 1 unit Puskesmas, 6 unit Puskesmas Pembantu, dan 10 unit Polindes)

Sarana transportasi

Pada 2008 tercatat panjang jalan Negara dan provinsi di kabupaten Kapuas 459,90 km dan 463,35 km panjang jalan tersebut tidak mengalami perubahan dari tahun 2007. Sedangkan untuk jalan kabupaten pada 2007 panjangnya 1 710,85 km dan meningkat pada 2008 menjadi 1 722,04 km. Dari 1 722,04 km jalan kabupaten tersebut, 963,36 km dalam keadaan rusak dan hanya 320,94 km dalam keadaan baik sisanya 437,74 dalam kondisi sedang. Permukaan jalan yang terpanjang masih berupa tanah, sedang yang dilapisi aspal masih 218,47 km.

Ekonomi

Sektor pertanian dengan komoditi utama padi merupakan salah satu andalan kabupaten yang merupakan lumbung pangan Kalimantan Tengah ini. Tak kurang dari 65 persen produksi beras Kalimantan Tengah dipasok oleh Kabupaten Kapuas. Kabupaten ini memang didukung lahan pertanian seluas 76,793 ribu ha dari potensi lahan 277 ribu ha. Prospek perluasan areal persawahan di daerah ini masih terbuka lebar. Misalnya di Kecamatan Selat, Kapuas Hilir, Kapuas Murung, Pulau Petak, Basarang, Kapuas Barat dan Kecamatan Mantangai. Inilah kawasan yang termasuk dalam program Proyek Lahan Gambut Sejuta Hektar tempo dulu yang kini tengah dibangkitkan lagi.

Selain padi, komoditi pertanian lainnya yang cukup potensial adalah usaha perikanan laut, plywood, karet (crumb rubber), sabut kelapa, anyaman rotan. Belum lagi industri meubeler, hasil kerajinan purun, perahu kayu, karet sirap ulin dan balok ulin.

Sektor Pertambangan juga cukup menjanjikan. Kabupaten ini kaya akan bahan tambang seperti intan, emas, batubara, mika, kaolin, batu kapur, pasir kuarsa, dan gambut.

Daftar bupati

  • G. Obos (1955 - 1958)
  • Y.C. Rangkap (1958 - 1960)
  • Ben Brahim (1958 - 1960)
  • Piter K. Sawong (1960 - 1962)
  • E. Mahar (1962 - 1964)
  • L.B. Binti (1964 - 1966)
  • Untung Surapati (1966 - 1975)
  • B.A. Tidja (1975-1976)
  • H. Moch. Adenan (1976 - 1988)
  • H. Endang Kosasih (1988 - 1993)
  • H. Odji Durachman (1993 - 1998)
  • Ir. Burhanudin Ali (1998 - 2008)
  • Ir. Muhammad Mawardi, MM (2008 - 2013)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Mbok Jah

Karya : Umar Kayam Sudah dua tahun, baik pada Lebaran maupun Sekaten, Mbok Jah tidak “turun gunung” keluar dari desanya di bilangan Tepus, Gunung Kidul, untuk berkunjung ke rumah bekas majikannya, keluarga Mulyono, di kota. Meski pun sudah berhenti karena usia tua dan capek menjadi pembantu rumah, Mbok Jah tetap memelihara hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga itu. Dua puluh tahun telah dilewatinya untuk bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga yang sederhana dan sedang-sedang saja kondisi ekonominya. Gaji yang diterimanya tidak pernah tinggi, cukup saja, tetapi perlakuan yang baik dan penuh tepa slira dari seluruh keluarga itu telah memberinya rasa aman, tenang dan tentram. Buat seorang janda yang sudah selalu tua itu, apalah yang dikehendaki selain atap untuk berteduh dan makan serta pakaian yang cukup. Lagi pula anak tunggalnya yang tinggal di Surabaya dan menurut kabar hidup berkecukupan tidak mau lagi berhubungan dengannya. Tarikan dan pelukan istri dan anak-anaknya

Bahasa-bahasa Gaul Anak Sekarang

Bahasa Gaul merupakan bahasa anak-anak remaja gaul yang biasa digunakan sebagai bahasa sandi. Bahasa ini mulai dikenal dan digunakan sekitar tahun 1970. Awalnya bahasa ini dikenal sebagai "bahasanya anak jalanan / bahasa preman" karena biasanya digunakan oleh para Prokem (sebutan untuk para preman) sebagai kata sandi yang hanya dimengerti oleh kelompok mereka sendiri. Belakangan bahasa ini menjadi populer dan banyak digunakan dalam tua mereka), juga banyaknya media (televisi, radio, film, majalah, dan lain-lain) yang menggunakan kata-kata itu, sehingga bahasa gaul menjadi sangat populer. percakapan sehari-hari. Selain karena sering digunakan oleh para remaja untuk menyampaikan suatu hal secara rahasia (tanpa diketahui guru dan orang Bahasa Gaul atau Bahasa Prokem terus berkembang dari masa ke masa. Ada sebagian kata yang diperkenalkan sejak tahun 1970an dan hingga kini masih sering dipakai. Namun tidak sedikit kata-kata itu sudah tidak dikenal lagi dan berganti den

Sekilas tentang Ultraman

Agan-agan pasti udah pd tau Serial Ultraman kan?? Nih yg pny ciri-ciri sbb: * Umumnya berwarna dasar dominan perak (abu-abu) serta corak merah. Dalam perkembangannya pada periode Heisei, Ultraman juga memiliki warna biru. * Memiliki sebuah color timer (life gauge/energy core) berwarna biru berbentuk bulat di tengah dada yang akan berkedip-kedip jika energi Ultraman telah habis. Umumnya Ultraman akan kehabisan energi setelah lewat 3 menit bertarung. Ultraseven tidak memiliki color timer, dan bentuk di Ultra N project adalah seperti huruf V memanjang ke samping. * Sebagai seorang pahlawan super, musuh Ultraman adalah monster bumi (kaijuu, sejenis Godzilla) dan makhluk luar angkasa. Monster yang kemunculannya menjadi langganan dalam serial Ultraman adalah Alien Baltan (tidak muncul dalam Ultraman Nexus). Ultraman juga mampu mengecilkan tubuhnya menjadi seukuran manusia untuk menghadapi musuh yang bukan raksasa. * Dapat mengeluarkan energi beam yang sangat kuat d